Tertundanya World Superbike Championship, dan Saya Harus Berangkat ke Mandalika
Sejak setahun lalu Mandalika mulai menghiasi pemberitaan media massa nasional perihal mulai dibangunnya sebuah sirkuit bertaraf internasional untuk gelaran balap sekelas MotoGP, WSBK dan F1 tentunya.
Sebulan belakangan ini media massa semakin kencang memberitakan sirkuit Mandalika, karena WSBK akan menjadi ajang balap internasional pertama di Mandalika. Mulai dari permasalahan pembebasan lahan, cat yang dipakai untuk jalur sirkuit, Presinden Jokowi yang menjajal aspal Mandalika, hingga pelanggaran yang dilakukan oleh panitia lokal.
Awalnya saya terdistraksi oleh pemberitaan TV One membahas siapa yang melakukan cat sirkuit dan apa cat yang digunakan. Berita ini menjadi menarik buat saya karena sepenting itukah cat yang digunakan pada sebuah sirkuit dan siapa yang mengerjakannya. Ternyata menurut Happy Harianto yang menjabat sebagai Chief Strategic and Communication Officer Mandalika Grand Prix Association (MGPA) bahwa, “Pengecatan sirkuit adalah bagian dari syarat homologasi dan yang telah disyaratkan oleh FIM baik untuk start lane, track lane, kerbs dan run off.”
Pengecatan juga tidak dilakukan oleh orang sembarangan orang melainkan sebuah tim RoadGrip yang sudah sangat berpengalaman di dunia pengecatan sirkuit untuk MotoGP dan F1. Oh iya, cat yang digunakan adalah cat ‘Anti Slip’ yang dicat menggunakan alat khusus untuk Stone Mastic Asphalt alias aspal khusus sirkuit, MGPA juga menjamin cat ini siap diterpa cuaca dan ban kendaraan saat mengaspal di Sirkuit Internasional Mandalika.
Sirkuit dengan panjang 4,3KM dengan 17 tikungan ini sempat dijajal oleh motor kustom RI 1 Presiden Jokowi di hari yang sama saat beliau meresmikannya. Dengan balutan baju balap serba hitam dan motor hijau, RI 1 memimpin arak-arakan saat menjajal aspal Mandalika, terlihat Menteri BUMN Erick Tohir mengibarkan bendera hitam putih saat start dan finish.
Tepat sehari sebelum Pertamina Mandalika Street Sircuit ini diresmikan Presiden Jokowi, pada 11 November 2021 beredar sebuah video amatir dan menjadi viral yaitu seorang staff sirkuit membuka kotak paket motor Ducati yang rencananya akan digunakan tim Aruba.it dalam ajang WSBK Mandalika. Melihat berita ini saya langsung kecewa dan merasa malu sebagai bangsa Indonesia. Pihak MGPA menyatakan permintaan maafnya setelah kasus ini menjadi ramai di media sosial. Kabarnya oknum yang melakukan hal tersebut langsung dipecat.
Tetapi Ducati malah memberikan pesan positif kepada Indonesia melalui akun centang biru twitter mereka, “Untuk semua Fans di Indonesia, Kami tidak sabar berada disana beberapa hari lagi untuk babak WSBK!”, mereka juga melampirkan pernyataan resmi bahwa mereka membantah pernah memberikan komentar terhadap insiden unboxing di Mandalika tersebut.
Berita terakhir yang saya lihat di TV tentang sirkuit Mandalika dan tidak kalah seru adalah antusiasme warga lokal Mandalika yang ingin menonton balapan di sirkuit internasional ini, beberapa gambar menayangkan warga yang naik ke atas pohon di bukit sekitar sirkuit pada gelaran ajang Asian Talent Cup 2021 sebelum dilaksanakannya WSBK. Warga yang ingin menonton dalam sirkuit diberikan waktu 30 menit bergantian untuk bisa menonton ajang ini secara gratis karena dukungan pemerintah setempat dan pihak penyelenggara Asian Talent Cup 2021.
Bagaimana tidak? Berita tentang sirkuit Mandalika yang menjadi kebanggan Indonesia hari ini sangat membuat saya ingin dan harus berangakat ke Mandalika pada gelaran WSBK 2021 atau MotoGP pada 2022 yang akan datang. Pemberitaan Televisi tentang Sirkuit Mandalika dengan durasi yang pendek mengharuskan saya yang sangat hobi dengan gim balapan mencari tahu lebih detail berita-berita yang disiarkan televisi melalui sosial media yang saya punya dan kanal-kanal media daring.
Jadi ada rasa yang menggebu-gebu melihat balapan internasional dengan jarak dekat meski sepertinya nonton di televisi bisa melihat lebih detail siapa yang sedang berduel memacu motornya dalam sebuah tikungan dan apa yang terjadi saat ada kecelakaan karena televisi bisa memutar ulang kejadian tersebut secara lambat dalam banyak sudut pandang kamera. Tetapi jika berada di tribun sirkuit Mandalika, saya pasti akan merasakan adrenalin yang lebih jika melihat pembalap-pembalap internasioanl menggeber gas motor mereka tepat di depan tribun tempat saya berdiri.
Jelang WSBK yang semakin mendekati harinya, berita yang sangat tidak ingin saya dengar muncul, ya, gelaran WSBK ditunda karena ada pertimbangan logistik dan pengiriman barang. “Selain itu balapan diundur agar gelaran tidak bentrok dengan jadwal final MotoGP di Valencia.”, ungkap perwakilan MGPA.
Hebat sekali efek pemberitaan media massa tentang sirkuit Mandalika yang saya rasakan, membuat saya bisa menulis sepanjang ini dan menceritakan kembali apa saja informasi yang bisa saya dapatkan untuk mendalami pemberitaannya. Jika dikaitkan dengan satu diantara teori komunikasi massa, yang saya rasakan ini adalah efek dari Teori Stimulus Respon yaitu model komunikasi yang mempunyai aksi dan reaksi.
Jika komunikator atau media massa memberikan sebuah pesan yang berupa stimulus maka komunikan atau audiens akan memberikan respon terhadap pesan yang disampaikan tersebut, bisa jadi respon yang positif atau negatif tergantung dari psikologi masing-masing penerima pesan. Respon yang saya dapat dari pemberitaan lebih cenderung semuanya ke respon positif, karena saya sangat menikmati dan senang mengikuti berita sirkuit Mandalika ini, sampai-sampai punya keinginan harus berangkat ke Mandalika untuk menonton secara langsung gelaran balap Internasional yang akan diadakan disana.
Respon negatif yang saya rasakan hanya saat berita insiden unboxing motor Ducati dan itu cepat terobati setelah pihak Ducati memberikan pernyataan resminya.
Sekarang saya mulai kembali mencari gambar atau video dan mengikuti akun-akun instagram resmi dari penyelenggaraan ajang balap Internasional seperti MotoGP dan F1. Juga siap menggeber kembali gas motor atau mobil saya di sirkuit virtual melalui gim yang saya senangi seperti Real Racing 3 dan MotoGP Racing ’21.
Komentar
Posting Komentar